Rabu, 19 September 2012

Seandainya 2 orang ini masih hidup,pasti sudah MATI Pembuat Film Innocence of Muslims





Biografi Khalid bin Walid



siapakah mereka berdua? mereka adalah Umar bin khattab dan Khalid bin Walid,,,seandainya mereka berdua masih hidup,,sudah pasti mati ditangan mereka berdua,,,mau tau biodata pejuang Islam 2 orang itu,,baiklah,,admin jelaskan disini.



admin mulai dari umar bin khattab dulu ya gan



Umar bin Khtttab adalah salah seorang sahabat nabi dan khalifah kedua
setelah wafatnya Abu Bakar As-Sidiq. Jasa dan pengaruhnya terhadap
penyebaran Islam sangat besar hingga Michael H. Heart menempatkannya
sebagai orang paling berpengaruh nomor 51 sedunia sepanjang masa.

Beliau
lahir di Mekah dari Bani Adi, salah satu rumpun suku Quraisy dengan
nama lengkap Umar bin Khattab bin Nafiel bin abdul Uzza. Keluarga Umar
tergolong keluarga kelas menengah, ia bisa membaca dan menulis yang pada
masa itu merupakan sesuatu yang jarang. Umar juga dikenal karena
fisiknya yang kuat dimana ia menjadi juara gulat di Mekkah.


Umar
tumbuh menjadi pemuda yang disegani dan ditakuti pada masa itu.
Wataknya yang keras membuatnya mendapat julukan “Singa Padang Pasir”. Ia
juga amat keras dalam membela agama tradisional bangsa Arab yang
menyembah berhala serta menjaga adat-istiadat mereka. Bahkan putrinya
dikubur hidup-hidup demi menjaga kehormatan Umar.


Dikatakan bahwa
pada suatu saat, Umar berketetapan untuk membunuh Muhammad SAW. Saat
mencarinya, ia berpapasan dengan seorang muslim (Nu’aim bin Abdullah)
yang kemudian memberi tahu bahwa saudara perempuannya juga telah memeluk
Islam. Umar terkejut atas pemberitahuan itu dan pulang ke rumahnya.


Di
rumah Umar menjumpai bahwa saudaranya sedang membaca ayat-ayat Al
Qur’an (surat Thoha), ia menjadi marah akan hal tersebut dan memukul
saudaranya. Ketika melihat saudaranya berdarah oleh pukulannya ia
menjadi iba, dan kemudian meminta agar bacaan tersebut dapat ia lihat.
Ia kemudian menjadi sangat terguncang oleh isi Al Qur’an tersebut dan
kemudian langsung memeluk Islam pada hari itu juga.
Sebagai seorang petinggi militer dan ahli siasat yang baik, Umar sering mengikuti berbagai peperangan yang

 dihadapi umat Islam bersama Rasullullah Saw. Ia ikut terlibat pada perang Badar, Uhud, Khaybar serta penyerangan ke Syria.
Setelah
wafatnya Rasullullah Saw., beliau merupakan salah satu shabat yang
sangat terpukul dengan kejadian tersebut. Ia bahkan pernah mencegah
dimakamkannya Rasullullah karena yakin bahwa nabi tidaklah wafat,
melainkan hanya sedang tidak berada dalam tubuh kasarnya, dan akan
kembali sewaktu-waktu. Namun setelah dinasehati oleh Abu Bakar, Umar
kemudian sadar dan ikut memakamkan Rasullullah.


Pada masa Abu Bakar
menjabat sebagai khalifah, Umar merupakan salah satu penasehat
kepalanya. Kemudian setelah meninggalnya Abu Bakar pada tahun 634, atas
wasiat Abu Bakar Umar ditunjuk menggantikannya dan disetujui oleh
seluruh perwakilan muslim saat itu.


Selama masa jabatannya, khalifah
Umar amat disegani dan ditakuti negara-negara lain. Kekuatan Islam maju
pesat, mengambil alih Mesopotamia dan sebagian Persia dari tangan
dinasti Sassanid dari Persia (yang mengakhiri masa kekaisaran sassanid)
serta mengambil alih Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara dan Armenia
dari kekaisaran Romawi (Byzantium).


Umar dikenal dari gaya hidupnya
yang sederhana, alih-alih mengadopsi gaya hidup dan penampilan para
penguasa di jaman itu, ia tetap hidup sebagaimana saat para pemeluk
Islam masih miskin dan dianiaya. Pada sekitar tahun ke 17 Hijriah, tahun
keempat kekhalifahannya, Umar mengeluarkan keputusan bahwa penanggalan
Islam hendaknya mulai dihitung saat peristiwa hijrah.
Umar syahid
setelah ditikam oleh Abu Lukluk, seorang budak asal Persia yang dendam
atas kekalahan Persia terhadap Islam pada suatu subuh saat Umar sedang
mengerjakan shalat. Umar meninggal pada 25 Dzulhijjah 23 H dan
selanjutnya digantikan oleh Utsman bin Affan.



dan ini biografi khalid bin walid



Segala puji hanya bagi Allah, shalawat dan salam semoga tetap
tercurahkan kepada baginda Rasulullah, dan aku bersaksi bahwa tiada
Tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah yang Maha Esa
dan tiada sekutu bagi-Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba
dan utusan-Nya.. Amma Ba’du:



Tulisan ini adalah bagian kecil dari biografi seorang tokoh terkemuka
umat ini, dia salah seorang pahlawan dan kesatria umat ini, dia salah
seorang tokoh shahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mulia, dan dari perjalanan hidupnya ini kita akan menggali berbagai pelajaran dan ibroh.

Shahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ini masuk Islam pada tahun kedelapan hijriyah dan telah terjun dalam puluhan peperangan.



Para sejarawan mencatat, dia tidak pernah kalah dalam satu
peperanganpun baik pada saat jahiliyah atau setelah masuk Islam, dia
berkata tentang dirinya, “Sungguh dengan tanganku ini telah
terpotong sembilan pedang pada saat peperangan Mu’tah sehingga tidak
tertinggal di tanganku kecuali sebuah pedang yang berasal dari Yaman.”




Hal ini membuktikan tentang keberaniannya yang brilian dan kekuatan
besar yang telah dianugrahkan baginya oleh Allah pada jasadnya. Dan
beliau adalah komando pasukan kaum muslimin pada perang yang masyhur
yaitu perang Yamamah dan Yarmuk, dan beliau telah melintasi perbatasan 
negeri Iraq menuju ke Syam dalam lima malam bersama para tentara yang
mengikutinya. Inilah salah satu keajaiban komandan perang ini. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
telah menggelarinya dengan sebutan pedang Allah yang terhunus, dan
beliau memberitahukan bahwa dia adalah salah satu pedang Allah terhadap
orang-orang musyrik dan kaum munafiq.



Dia adalah seorang kesatria, Khalid bin Walid bin Al-Mugiroh Al-Qurasy Al-Makhzumy Al-Makky, anak saudari ummul mukminin Maimunah binti Al-Harits radhiallahu ‘anhu, dia seorang lelaki yang kekar, berpundak lebar, bertubuh kuat, sangat menyerupai Umar bin Al-Khattab radhiallahu ‘anhu.
Shahabat memiliki sikap kepahlawanan besar yang mencerminkan dirinya
sebagai seorang pemberani dalam  membela agama ini, di antara cerita
tentang kepahlawanan beliau adalah apa yang terjadi pada perang Mu’tah,
pada tahun ke delapan hijriyah, pada tahun dia memeluk Islam. Jumlah
tentara kaum muslimin pada saat itu sekitar tiga ribu personil sementara
bangsa Romawi memilki dua ratus ribu personil, melihat tidak adanya
keseimbangan jumlah tentara kaum muslimin di banding musuh mereka,
terkuaklah sikap kesatria dan kepahlawanan kaum muslimin pada peperangan
ini. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memerintahkan
agar pasukan dipimpin oleh Zaid bin Haritsah, dan jika dia terbunuh maka
kepeminpinan berpindah kepada Ja’far bin Abi Thalib, dan jika terbunuh
maka kepeminpinan digantikan oleh Abdullah bin Rawahah. Semua pemimpin
di atas mati syahid pada peperangan ini, lalu bendera diambil alih oleh
Tsabit bin Aqrom, dan dia berkata kepada kaum muslimin: Pilihlah seorang
lelaki sebagai pemimpin kalian, maka mereka memilih Khalid bin Walid,
maka pada peristiwa inilah tampak jelas keberanian dan kejeniusannya.
Dia kembali mengatur para pasukan, maka dia merubah strategi dengan
menjadikan pasukan sayap kanan berpindah ke sayap kiri dan sebaliknya
pasukan sayap kiri berpindah ke sebelah kanan,



 kemudian sebagian pasukan
diposisikan agak mundur, setelah beberapa saat mereka datang seakan
pasukan batuan  yang baru datang, hal ini guna melemahkan semangat
berperang musuh kemudian kesatuan tentara kaum muslimin terlihat menjadi
besar atas pasukan kaum Romawi sehingga menyebabkan mereka mundur dan
semangat mereka melemah.



 Dia radhiyallahu ‘anhu telah memperlihatkan
berbagai macam bentuk keberanian dan kepahlawanan yang  tidak bisa
tandingi oleh semangat para pahlawan. Selain itu, dengan keahliannya dan
kecerdasannya dia mulai mengarahkan pasukan kaum muslimin untuk mundur
secara teratur dengan cara yang unik, dan cukuplah  dengan pukulan yang
seperti itu, dan beliau melihat agar pasukan kaum muslimin tidak
terserang pada sebuah peperangan yang tidak sebanding. Dan Shallallahu ‘alaihi wa sallam
menyebut hal itu sebagai kemenangan dan beliau bersabda pada saat
menyebut ketiga komandan yang gugur syahid kemudian bendera akan diambil
oleh salah satu pedang Allah sehingga Allah memberikan kemenangan bagi
kaum muslimin atas musuhnya.

Khalid juga ikut serta dalam peperangan melawan kaum yang murtad,
beliau juga ikut berperang menuju Iraq, dan para ulama berbeda pendapat
tentang  sebab dipecatnya Khalid sebagai komando perang di Syam, dan
semoga yang benar adalah apa yang dikatakan oleh Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu: Tidak, aku akan memecat Khalid sehingga masyarakat mengetahui bahwa sesungguhnya Allah membela agamanya tidak dengan Khalid.



Di antara ungkapannya yang agung adalah tidaklah sebuah malam di mana
aku bersama seorang pengantin yang aku cintai lebih aku sukai dari
sebuah malam yang dingin lagi bersalju dalam sebuah pasukan kaum
muhajirin guna menyerang musuh.





Dia pernah menulis sebuah surat kepada kaisar Persia yang mengatakan,
“Sungguh aku telah telah datang kepada kalian dengan pasukan yang lebih
mencintai kematian sebagaimana orang-orang Persia menyenangi minum
khamr.”

Qais bin Hazim berkata,  “Aku telah mendengar Khalid berkata, ‘Berjihad telah menghalangiku mempelajari Al-Qur’anul Karim.’”



Abu Zannad berkata, “Pada saat Khalid akan meninggal dunia dia
menangis dan berkata, ‘Aku telah mengikuti perang ini dan perang ini
bersama pasukan, dan tidak ada satu jengkalpun dari bagian tubuhku
kecuali padanya terdapat bekas pukulan pedang atau lemparan panah atau
tikaman tombak dan sekarang aku mati di atas ranjangku terjelembab
sebagaimana matinya seekor unta. Janganlah mata ini terpejam seperti
mata para pengecut. ‘“

Sungguh Khalaid mengharapkan mati syahid dan semoga Allah menyampaikannya pada derajat yang dicita-citakannya.

Dari Sahl bin Abi Umamah bin Hanif dari bapaknya dari kakeknya dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa
yang meminta kepada Allah mati syahid dengan sebenarnya maka Allah akan
menyampaikannya kepada derajat orang-orang yang mati syahid sekalipun
dirinya mati di atas ranjangnya.”


Lalu pada saat wafat, dia tidak meninggalkan kecuali kuda, senjata
dan budaknya yang dijadikannya sebagai sedekah dijalan Allah, pada saat
berita kematian tersebut sampai kepada Amirul Mu’minin, Umar bin
Al-Kattab dia berkata, “Semoga Allah meberikan rahmatnya kepada Abu
Sulaiman, sesungguhnya dia seperti apa yang kami perkirakan.”

Dan disebutkan  di dalam hadits riwayat Umar bin Al-Khattab tentang zakat bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Adapun Khalid maka dia telah menyimpan baju besinya dan perlengkapan berperangnya di jalan Allah.”

Dia wafat pada tahun 21 H. di Himsh pada usia 52 tahun, semoga Allah
memberikan kepada Khalid balasan yang lebih baik dan semoga Allah
mempertemukan kita dengannya surga yang mulia, dan segala puji bagi
Allah Tuhan semesta alam, semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan
kepada Nabi kita Muhammad dan kepada keluarga, shahabat serta seluruh
pengikut beliau.

Sumber:  Biografi Khalid bin Walid Radhiyallahu’anhu, Dr. Amin bin Abdullah asy-Syaqawi, http://www.islamhouse.com/p/285620









sumber:http://kolom-biografi.blogspot.com/2009/01/biografi-umar-bin-khtttab.html



http://kisahmuslim.com/biografi-khalid-bin-walid/
follow @taugak_sih dan fans fb facebook.com/asiktau

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Justin Bieber, Gold Price in India